Jumat, 15 April 2011

Minggat Gara-Gara Tertekan


            Salah satu fenomena yang terjadi didunia hiburan seputar kasus kepergiaan artis ternama yakni arumi bachsin yang minggat dari kediaman orang tuanya belakangan ini banyak diperbincangkan  di media massa. Apa sebetulnya yang melatarbelakangi tindakan arumi untuk berbuat seperti demikian?. Lambat laun mulai terungkap fakta mengapa artis Arumi Bachsin untuk kedua kalinya  kabur meninggalkan rumah orangtuanya. Bahkan kaburnya untuk kali kedua ini Arumi melaporkan Maria Lilian Pesch yakni  ibunya sendiri ke Polda Metro Jaya. Ternyata berdasarkan keterangan yang dilontarkan oleh seseorang yang dituduh keluarga Arumi sebagai salah satu orang sebagai dalang kaburnya Arumi mengungkapkan bahwasannya Arumi sudah tertekan metalnya sejak usia 12 tahun dimana arumi sering mengalami kekerasan fisik dan berbagai tekanan yang dilakukan orangtuanya, terutama ibunya. Hingga akhirnya, Arumi tidak sanggup lagi menahan semua perlakuan yang ditujukan kepadanya dan memutuskan untuk pergi dari rumah orangtuanya. Di tambah lagi dengan terungkapnya fakta bahwa ternyata Rudi Bachsin bukanlah ayah kandungnya.
            Kasus yang menimpa Arumi Bachsin ini merupakan gambaran bahwasannya siksaan yang dialami oleh seorang manusia baik itu berupa siksaan terhadap jasmani ataupun rohani secara langsung akan menimbulkan suatu penderitaan yang mengantarkan manusia yang bersangkutan untuk bersikap dan bertingkah laku kurang wajar dalam hal ini adalah tindakan arumi untuk kabur dari rumah. 

Manusia dan Keindahan


            Keindahan berasal dari kata indah yang memiliki makna elok, cantik, dan lainnya. Namun berdasarkan ruang lingkupnya pengertian akan keindahan dibedakan menjadi tiga arti yakni keindahan dalam arti luas, keindahan dalam arti estetik murni, dan keindahandalam arti terbatas. Keindahan dalam arti luas meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan seni, alam, moral dan intelektual. Keindahan dalam arti estetik murni  yakni segala sesuatu yang menyangkut pada pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang dicerapnya. Sedangkan keindahan dalam arti terbatas hanya menyangkut pada benda yang ditangkap oleh pengelihatan. Sebab yang membuat manusia menciptakan keindahan dalam jiwanya antara lain adalah tata nilai yang telah using, kemerosotan zaman, penderitaan manusia, dan keagungan tuhan.

            Suatu keindahan yang dirasa oleh manusia pada dasarnya ditimbulkan akibat dari kegiatan merenung. Merenung atau renungan berasal dari kata renung yang bermakna diam-diam memikirkan sesuatu secara mendalam. Dalam kegiatan merenung untuk menciptakan keindahan terdapat beberapa teori, yakni :
  • Teori Pengungkapan, yang berdalil “arts is an expresition of human feeling” seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Tokoh teori ini ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952).
  • Teori Metafisik, dimana Plato mendalikan bahwa adanya dunia ide pada taraf tertinggi  sebagai realita Ilahi dan pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi
  • Teori Psikologis dimana Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 mengemukakan asal seni  adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.


Kamis, 14 April 2011

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita yang berakar kata dari bahasa sansekerta dhra yang memiliki arti menahan atau menanggung. Sehingga penderitaan dapat kita artikan sebagai suatu keadaan dimana kita menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan baik yang dirasa oleh lahir atau batin atau mungkin juga kedua-duanya. Bentuk penderitaan yang umumnya dialami seorang manusia antara lain berupa siksaan dan kekalutan mental. Siksaan yang dialami oleh seorang manusia baik itu siksaan terhadap jasmani ataupun rohani secara langsung akan menimbulkan suatu penderitaan. Siksaan yang bersifat psikis dapat berupa kebimbangan, kesepian, ataupun ketakutan yang berlebihan yang lebih kita kenal sebagai phobia.

Kekalutan mental merupakan suatu bentuk gangguan kejiwaan yang dialami oleh manusia akibat dari ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang sedang dialami sehingga membuat manusia yang bersangkutan bertingkah laku secara tidak wajar. Kekalutan mental ini dapat ditimbulkan oleh beberapa sebab seperti yang bersangkuatan memiliki kepribadian yang lemah yang ditimbulkan dari kondisi jasmani atau rahani yang kurang sempurna, terjadinya konflik sosial budaya, serta proses pematangan batin yang salah sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosialnya.

Kekalutan mental yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia yang bersangkutan berpotensi menyeretnya kedalam suatu keadaan yang dikenal sebagai frustasi. Bentuk frustasi yang ditimbulkan dapat berupa Agresi, yakni kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendali. Regersi, yakni bertingkah laku kekanak-kanakan. Fiksasi, yakni pembatasan perilaku pada satu pola tertentu seperti membisu. Proyeksi, yakni melakukan sikap negative terhadap orang lain. Identifikasi, yakni menyakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya. Narsisme, yakni cinta pada diri sendiri yang berlebihan sehingga merasa diri jauh lebih baik dari orang lain. Autisme, yakni menutup diri dari dunia nyata secara total oleh karena perasaan senang dengan fantasinya sendiri. Sehingga secara sederhana yang menyebabkan timbulnya penderitaan dalam diri manusia ditimbulkan oleh perbuatan buruk manusia sendiri, atau karena penyakit, azab, siksaan tuhan.

Manusia dan Cinta Kasih

         
            Tidak mudah memang dalam  memahami tentang makna cinta yang sesungguhnya. Namun bukan berarti  makna yang terkandung dalam cinta benar-benar tidak dapat diketahui tergantung dari sudut pandang mana kita mengartikan cinta tersebut. Oleh karena itu kita perlu mempelajari seperti apa itu cinta. Dalam kamus umum bahasa Indonesia cinta diartikan sebagai perasaan sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Sehingg, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka/sayang kepada seseorang yang disertai menaruh belas kasihan. Cinta memiliki beberpa tingkatan yakni cinta tingkat tinggi, menengah, dan tingkat rendah. Cinta tingkat tinggi berupa rasa cinta kita kepada sang pencipta yakni Allah SWT beserta Rasulullah SAW, dan Berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah berupa rasa cinta yang kita tujukan kepada orang tua, anak, suami/istri, dan kerabat. Sedangakan cinta tingkat rendah berupa rasa cinta terhadap harta, dan tempat tinggal.

            Beberapa unsur pembentuk cinta yang umumnya dirasakan oleh manusia antara lain adalah rasa keterikatan, keintiman, serta kemesraan. Dimana keterikatan disini adalah suatu perasaan dimana seseorang tidak dapat berjauhan dengan seseorang yang dicintai yang membuat seseorang selalu ingin bersama dengan yang dicintai. Keintiman disini yakni suatu tingkah laku atau perbuatan yang menunjukan bahwa tidak ada lagi jarak yang memisahkan seseorang dengan yang dicintainya. Sedangkan kemesraan disini adalah bentuk ungkapan rasa cinta dalam bentuk belaian atau ucapan-ucapan tertentu yang menunjukan rasa sayang.

            Perasaan cinta dapat disampaikan kepada orang lain dalam beberapa bentuk yakni kasih sayang, kemesraan, pemujaan, dan belas kasihan. Kasih sayang merupakan seuatu bentuk pertumbuhan dari cinta yang menuntut rasa tanggungjawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan  kesatuan yang bulat dan utuh. Kemesraan merupakan suatu bentuk perwujudan kasih sayang yang mendalam yang disampaikan dalam bentuk perasaan simpati dan keakraban. Pemujaan merupakan suatu bentuk rasa cinta yang dimanifestasikan secara berlebihan. Dalam konteks ini adalah perasaan cinta yang teramat sangat yang kita tujukan tak lain adalah kepada tuhan kita Allah SWT. Dan Belas kasihan merupakan perasaan cinta yang ditujukan kepada seseorang yang tengah mengalami penderitaan.

Manusia dan Kebudayaan

Pada hakikatnya manusia berkedudukan sebagai makhluk pribadi dan makhluk ciptaan Tuhan yang maha esa. Sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri manusia mengandung tiga buah unsur yakni Id, Ego, dan Superego. Dimana Id merupakan suatu bentuk struktur kepribadian yang paling primitif berupa libido atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami terkait masalah sex yang secara instingtual menentukan proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar namun terkait dengan struktur lain kepribadian yang menjadi mediator dengan dunia luar.  Ego merupakan struktur kepribadian yang diturunkan dari Id atau dapat disebut juga sebagai kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Sedangkan Superego merupakan struktur kepribadian yang terbentuk dari lingkungan eksternal dan berkembang secara internal dalam diri individu yang menunjukkan pola aturan tertentu berupa kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman. Selain sebagai makhluk pribadi, perlu disadari bahwasanya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri atas empat unsur yang saling terkait satu sama lain yakni jasad, hayat, ruh dan nafs (kesadaran atas diri sendiri).

Selain sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan, ada juga pendapat yang menyebut manusia sebagai mahluk biokultural yaitu mahluk hayati yang budayawi yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja  dan berkarya Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, dan keinginan mereka, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Manusia dalam memepertahankan hidupnya dalam suatu masyarakat memiliki suatu pola atau suatu cara tertentu yang disepakati dan dijalankan bersama dengan manusia lainnya yang biasanya tetap dipertahankan dan diturunkan dari generasi ke generasi secara turun temurun yang dikenal dengan istilah budaya. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sehingga kebudayaan merupakan suatu keseluruhan pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan dan diterapkan dalam memahami  dan menginterpretasikan lingkungan yang dijadikan sebagai suatu pedoman dalam tingkah laku hidupnya. Kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia dalam suatu masyarakat pada umumnya memiliki beberapa unsur yakni unsur religi, system kemasyarakatan, system peralatan, system mata pencaharian penduduk, system bahasa, system pengetahuan, dan kesenian.